Saat pertama kali diungkap, Parakacuk oleh Tim Gamecom sepertinya akan menjadi pasangan yang pas antara drama SMA Indonesia dengan genre 3D beat ’em up.
Terinspirasi oleh orang-orang seperti serial manga dan film Rockstar’s Bully and the Crow Zero, Parakacuk menjadikan Anda sebagai Budi, seorang anak sekolah menengah atas yang cenderung menggunakan tinjunya untuk mengatasi rintangan apa pun yang menghalangi jalannya.
Brawl Out

Berlatar belakang sekolah fiksi SMK 69 Jancuk City, game ini sangat berbeda dengan game mereka sebelumnya, A Day Without Me, yang merupakan teka-teki atmosfer. Parakacuk jelas jauh lebih ambisius daripada A Day Without Me, dan demo baru ini menunjukkan batasan ambisi ini.
Demo yang baru dirilis di Steam memungkinkan Anda menikmati permainan 20 menit yang bagus, membuat pemain menjadi kuno dengan pengaturan dan kontrol permainan.

Meskipun tidak jelas apakah game lengkap akan memiliki lebih banyak elemen sosial seperti di game Bully atau Persona, demo ini meminta pemain untuk melakukannya dalam sejumlah skenario, mulai dari halaman sekolah menengah ke laboratorium komputer sekolah.
Beat on the Brat

Kontrol gim ini cukup konvensional, dengan pemain dapat mengayunkan pukulan, menghindari serangan, memblokir, dan mengambil senjata, dengan hingga dua senjata dapat diambil sekaligus. Senjata tersebut termasuk sepasang roda gigi sepeda dan sapu.
Pertarungan berlangsung cepat dan cepat, sangat mirip dengan pertempuran yang ada di game Yakuza. Meskipun mudah kewalahan oleh banyaknya musuh di layar, Budi memiliki lebih dari sekadar perlengkapan untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Ada juga dua bos di demo, ini termasuk Sledgehammer Boy yang memegang palu godam, dan The Bulk, yang merupakan monster besar dari siswa SMA. Mengalahkan kedua musuh ini akan mendapatkan koin pemain untuk meningkatkan keterampilan Budi, meskipun fitur ini belum diterapkan di dalam gim.
Best Has Yet To Come

Parakacuk masih memiliki jalan panjang sebelum rilis penuhnya, tetapi pemain pasti dapat melihat apa tujuan Tim Gamecom. Dialog bahasa Indonesia dan Jawa dalam gim ini bagus, sedangkan akting suara bahasa Inggris sebagian besar disediakan oleh semacam program penerjemahan AI seperti Google Translate.
Ini juga meluas ke teks dalam game dalam bahasa Inggris, yang meninggalkan banyak hal yang diinginkan. Tentu saja, belum terlambat bagi Tim Gamecom untuk memoles permainan lebih jauh lagi. Meski dengan sejumlah pembaruan, demo Parakacuk masih memiliki beberapa masalah yang perlu diperbaiki juga.

Secara keseluruhan, Parakacuk pasti memiliki potensi untuk menyampaikan apa yang telah dilemparkan kepada penggemar secara online. Semoga dengan masukan dari para pemain demo dapat mengarahkan Tim Gamecom untuk menjadikan Parakacuk sebagai permainan yang seharusnya.